News Update :

Powered by Blogger.

Manhaj Feed

AQIDAH feed

Doa dan Dzikir Feed

AMALAN Feed

Muhasabah Diri: Sebab-Sebab Yang Mendatangkan Cinta Alloh (أن الأسباب عشرةالجالبة للمحبةالله)

Friday, December 20, 2013


Bismillah,
Saudaraku yang budiman, Setiap insan beriman menginginkan cinta sang penguasa yang maha rahman, dimana kecintaan ini tak akan diraih tanpa mengetahui dan menjalankan sebab-sebab yang mendatangkan kecintaan kepada-Nya, dengan sebab sebab tersebut Alloh Subhana wa ta’ala akan membalas kecintaan kita, tentu dengan memiliki niat yang kuat, bukti yang nyata & keistiqomahan yang teruji dalam mengamalkan sebab sebab tersebut.
Sungguh banyak bukti kemajuan iman dan amal sholeh seorang hamba dengan menjalankan sebab-sebab yang akan kita jadikan inti bahasan ini,
Maka ketahuilah wahai saudaraku bahwa sebab-sebab yang mendatangkan kecintaan itu sebagaimana disebutkan Ibnul Qoyim Rahimahulloh :

Pertama:
أحدها: قراءة القرآن بالتدبر والتفهم لمعانيه وما أريد به.
Membaca Alquran Alkarim dengan memahami makna-maknanya seperti yang dikehendaki,

Kedua :
الثاني: التقرب إلى الله تعالى بالنوافل بعد الفرائض.
Mendekatkan diri kepada Alloh Subhana wa ta’ala dengan mengerjakan amalan sunnah sesudah mengerjakan amalan yang wajib ,

Ketiga:
الثالث: دوام ذكره على كل حال باللسان والقلب والعمل والحال، فنصيبه من المحبة على قدر هذا.
Senantiasa mengingat (berdzikir) dan menyebut Asma-Nya dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam hati maupun lisan, dalam perbuatan serta disetiap keadaan, Cinta yang didapatnya dipengaruhi oleh Dzikir ini,

Keempat:
الرابع: إيثار محابه على محابك عند غلبات الهوى.
Lebih mementingkan cinta kepada-Nya dari pada cintamu pada saat engkau dikalahkan hawa nafsumu,

Kelima:
الخامس: مطالعة القلب لأسمائه وصفاته ومشاهدتها، وتقلبه في رياض هذه المعرفة وميادينها
Mengarahkan perhatian hati kepada Asma dan Sifat-Nya, MengetahuiNya dan mempersaksikanya (Pent, Siapa yang mengetahui Alloh Aza wajal melalui sifat,asma’ dan perbuatan-Nya. tentu ia akan mencintai-Nya , Karena itu orang-orang seperti Fir’aun dan Jahmiyah menjadi kan hatinya terhalang untuk mengenal Alloh).

Keenam :
السادس: مشاهدة بره وإحسانه ونعمه الظاهرة والباطنة.
Mempersaksikan dan menyebut-nyebut kebaikan, kemurahan, karunia, serta nikmat Alloh baik yang lahir maupun batin (Pent, karena yang demikian ini bisa memupuk cinta kepada Alloh Aza wa Jal).

Ketujuh:
السابع: – وهو أعجبها- انكسار القلب بين يديه.
Memasrahkan serta menghinakan diri secara total kepada Alloh Subhana wa Ta’ala.

Kedelapan :
الثامن: الخلوة وقت النزول الإلهي، وتلاوة كتابه ثم ختم ذلك بالاستغفار والتوبة
Menyendiri bermunajat kepada Alloh saat Dia turun kelangit Dunia, Memohon kepada-Nya, Membaca kalam-Nya, menghadap dengan segenap hati, memperhatikab adab-adab ubudiyah dihadapan-Nya, kemudian menutup dengan istiqfar dan taubat.
Kesembilan :
التاسع: مجالسة المحبين الصادقين، والتقاط أطايب ثمرات كلامهم، ولا تتكلم إلا إذا ترجحت مصلحة الكلام وعلمت أن فيه مزيدا لحالك ومنفعة لغيرك.
Berkumpul dengan hamba-hamba lainya yang Mencintai-Nya dengan benar, memetik buah buah segar dari perkataan mereka, sebagaimana memetik buah segar dari pohonya, tidak berkata sehingga yakin perkataanya mendatangkan maslahat serta menambah kebaikan dan manfaat bagi saudara lainya.

Kesepuluh:
العاشر: مباعدة كل سبب يحول بين القلب وبين الله عز وجل .
Menyingkirkan segala sebab yang dapat membuka jarak antara hati ini dengan Alloh Subhana wa ta’ala.
Demikianlah saudaraku 10 sebab datangnya kecintaan kepada Alloh aza wa jalla , dan denganya pula kecintaan Alloh akan datang kepada kita selama kita bersungguh-sungguh merenungkanya, memahaminya dan mengamalkanya dengan terus-menerus hingga tanda-tanda cinta itu dinyatakan dalam tajamnya basiroh dalam hatimu, Dan bukti pertemuanmu kelak dengan-Nya dalam surga karunia-Nya, Insya Allohu , Allohua’lam bis showab.

Maraji’ : Kitab Fathul Madjid Syarh Kitab Tauhid Abdurahman Alu Syaikh, Madarijus Shalihin Ibnu Qayim Aljauziyah

KELUASAN AMPUNAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA YANG MAHA LUAS

KELUASAN AMPUNAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA YANG MAHA LUAS

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas


عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : (( قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً )).

Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

Alasan Terlarangnya Mengucapkan Selamat Natal bagi Muslim

Wednesday, December 18, 2013

Mungkin tidak lama lagi, akan terdengar, akan terpampang tulisan yang dibaca “Merry Christmas”, atau yang artinya Selamat Hari Natal. Dan biasanya, momen ini disandingkan dengan ucapan Selamat Tahun Baru.
Sebagian orang menganggap ucapan semacam itu tidaklah bermasalah, apalagi yang yang berpendapat demikian adalah mereka orang-orang kafir. Namun hal ini menjadi masalah yang besar, ketika seorang muslim mengucapakan ucapan selamat terhadap perayaan orang-orang kafir.
Dan ada juga sebagian di antara kaum muslimin, berpendapat nyeleneh sebagaimana pendapatnya orang-orang kafir. Dengan alasan toleransi dalam beragama!? Toleransi beragama bukanlah seperti kesabaran yang tidak ada batasnya. Namun toleransi beragama dijunjung tinggi oleh syari’at, asal di dalamnya tidak terdapat penyelisihan syari’at. Bentuk toleransi bisa juga bentuknya adalah membiarkan saja mereka berhari raya tanpa turut serta dalam acara mereka, termasuk tidak perlu ada ucapan selamat.
Islam mengajarkan kemuliaan dan akhlak-akhlak terpuji. Tidak hanya perlakuan baik terhadap sesama muslim, namun juga kepada orang kafir. Bahkan seorang muslim dianjurkan berbuat baik kepada orang-orang kafir, selama orang-orang kafir tidak memerangi kaum muslimin.

Bolehkah Seorang Muslim Mengucapkan Selamat Natal?

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wa shalaatu wa salaamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Sudah sering kita mendengar ucapan semacam ini menjelang perayaan Natal yang dilaksanakan oleh orang Nashrani. Mengenai dibolehkannya mengucapkan selamat natal ataukah tidak kepada orang Nashrani, sebagian kaum muslimin masih kabur mengenai hal ini. Sebagian di antara mereka dikaburkan oleh pemikiran sebagian orang yang dikatakan pintar (baca: cendekiawan), sehingga mereka menganggap bahwa mengucapkan selamat natal kepada orang Nashrani tidaklah mengapa (alias ‘boleh-boleh saja’). Bahkan sebagian orang pintar tadi mengatakan bahwa hal ini diperintahkan atau dianjurkan.

Masa Muda Taat, Masa Tua akan Allah Jaga

Sunday, December 1, 2013

Sebagian remaja menghabiskan waktunya di masa muda dengan hal sia-sia. Jauh dari masjid, jauh dari majelis taklim, jauh dari mengenal Allah. Padahal masa muda adalah cerminan dari masa tua kita.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberi nasehat pada Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhuma-,
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.[1] Yang dimaksud menjaga Allah di sini adalah menjaga batasan-batasan, hak-hak, perintah, dan  larangan-larangan Allah. Yaitu seseorang menjaganya dengan melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan tidak melampaui batas dari batasan-Nya (berupa perintah maupun larangan Allah).

Ku Potret Rinduku yang tak Bertunas.

Harus jujur kuakui, sulit bagiku tuk definisikan kata rindu. Namun kuserahkan saja jemariku menari untuk menyulam beberapa kalimat agar mengungkapkan apa yang kuketahui tentang rindu itu sendiri.


Siapapun berhak memberikan pandangan tentang rindu. Aku berpikir, katarindu itu sendiri bersifat umum. Dan akan benar-benar bermakna serta bersifat khusus sekiranya disertai obyek yang dirindu. Obyek tersebut bisa nyata ataupun abstrak tergantung subyek atau sosok yang sedang merindu.

Tak salah pula sekiranya kututurkan bahwa rindu adalah sebuah kata kerja bagi hati. Ia bukanlah kata kerja bagi anggota badan yang walaupun anggota badan kerap kali tergerak untuk melakukan sesuatu sebagai respon daririndu itu sendiri..

Rasanya sulit jua bagiku memandang rindu sebagai sebuah “penyakit”. Namun begitu, tak mudah pula kupandangrindu sebagai reaksi jiwa yang “sehat”. Bagaimana tak kuucap demikian, cobalah engkau rasakan atau bisa jadi detik ini sedang engkau rasakan letupan-letupan rindu yang bergejolak.


Percikan Rindu Di Sudut Hati

Awalnya, rindu mungkin masih tak “liar” dan sedang terlelap nyenyak di sudut ruang hati. Seiring detik berdetak, pemiliknya sering tak tersadar, angin sejuk dari manakah yang jadikan rindu itu terbangun. Tak pula diketahui, mimpi manakah yang jadikan rindu itu tiba-tiba terjaga.

Seiring waktu pula, rindu semakin bereaksi dan “mengamuk” serta berkecamuk hebat di hati. Pada saat yang sama, terbisiklah telinga untuk segera mendengar hal-hal yang rindu inginkan. Tersapalah lidah untuk berbicara. Terayulah mata untuk memandang. Tergodalah jiwa tuk rasakan hal-hal yang ingin dikenang.


Obati Rindu

Saat-saat seperti itulah kukatakan rindu sebagai “penyakit”. Walau tak bersifat medis, ia pula terkadang timbulkan gejala-gejala lain yang menyebabkan si empunya terbaring sakit. Karena itu, sudah seharusnya rindu itu diobati. Dan hanya perjumpaanlah yang menjadi penawar sekaligus obat utamanya.


Potret-potret Rindu

Ada banyak potret-potret kerinduan yang bertaburan dalam kehidupan. Siapa yang tak pernah merindu, bisa dipastikan tak ada cinta yang ia semburatkan karena rindu tumbuh seiring suburnya tunas-tunas cinta.

***

Dulu, ketika engkau bayi dan ditinggal sebentar sang ibu, tangisanmu langsung meledak dan serpihannya menusuk hati sang ibu. Terkumpul bermacam rindu darimu untuk ibu. Kau rindukan air susunya. Kau rindukan pelukan hangatnya. Kau rindukan suaranya. Kau rindukan belaian sayangnya.
Begitu pun sang ibu, pada saat yang sama, ia rindukan imut wajahmu. Ia rindukan candaanmu. Ia rindukan segalanya yang ada padamu.

***
Mari sejenak intip sang ayah yang sedang bekerja seharian di luar rumah. Di tengah fokusnya menyelesaikan tugas, rindu pun datang bertandang. Ia rindukan anak dan istri di rumah. Ia rindukan canda si kecil di beranda. Iarindukan sentuhan lembut kekasih hati. Ia rindukan racikan masakan kesukaan yang selalu terhidang. Hati begitu ingin cepat pulang.

***
Seorang wanita pun begitu sensitif disapa oleh rindu. Karena tak tundukan pandangan atau tak menjaga etika syari bermu’amalah, wajah seorang laki-laki pun berhasil terekam melalui mata kemudian ditransfer dan tersimpan dalam pikirannya. Lelaki itu miliki titik-titik pesona dan mampu ditangkap sang wanita.
Itulah yang menjadikan sang wanita terbalut rindu penuh harap dalam alam lamunannya. rindu menjadikan telaga air matanya bergelombang riuh hingga terbulir bening bak kristal menyusuri pipi.


***
Terlebih lagi bagi mereka baik laki-laki maupun wanita yang diberikan hidayah oleh Allah untuk lepas dari hubungan tak jelas dan haram yang bernama pacaran. Datanglah rindu mencandai dua insan itu. Mereka kenang masa-masa “indah” yang telah berlalu. Syaitan pun beraksi untuk mengikis hidayah yang telah mereka raih. Ujung-ujungnya, kembali mereka jalin jalinan hingga dosa-dosa maksiat kembali tertabung.


***
Dan masih terasa lama menghampiri,salah satu kerinduan orang-orang beriman untuk dan akan terobati dengan datangnya bulan Ramadhan. Tamu agung yang dinanti-nanti. Di bulan itulah orang-orang beriman menabung limpahan pahala dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas amal. Mendekati hari pertama puasa, rindu mereka memuncak. Sebelas bulan sudah berlalu dan pada saat itu mereka rindukan nikmatnya beribadah, mereka rindukan suasana berbuka puasa, mereka rindukan suasana sahur penuh berkah, dan pula, mereka rindukan tetesan-tetesan air mata kala berdoa dan bersujud di hadapan ar-rahman. ..



Baiklah, kutitip rindu buat anda semua. Semoga kan kita bersua di taman-taman surga. Amiin ya mustajiba sa ilin.

Remaja Feed

Nasehat feed

Sentu Hatimu Feed

AL QURAN Feed

JALAN KEBENARAN Feed

 

© Copyright BERSATU DALAM ISLAM 2012 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Modified by Blogger Tutorials.