Kita pernah melihat ada yang disantet, ini hakekatnya adalah sihir. Ada juga sihir yang dilakukan oleh para pesulap yang hakekatnya mengelabui pandangan mata.
Menurut keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, sihir itu benar nyata. Ada sihir yang hanya mengelabui pandangan semata. Dan ada sihir yang nyata hingga bisa membuat sakit atau membunuh orang lain.
Tentang nyatanya sihir ditunjukkan pada firman Allah,
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul” (QS. Al Falaq: 4). Meminta perlindungan pada Allah -Sang Kholiq- dari sihir di sini menunjukkan bahwa hakekatnya sihir itu ada.
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ
“Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya” (QS. Al Baqarah: 102). Sesuatu yang dipelajari itu menunjukkan itu ada. Jadi sihir hakekatnya memang ada. Sebagaimana juga ada riwayat dalam Shahih Bukhari yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terkena sihir di mana beliau seakan-akan melakukan sesuatu namun nyatanya tidak.
Ada pendapat yang lain yang mengatakan bahwa sihir itu hanyalah tipuan pandangan, tidak ada hakekatnya. Inilah yang dipahami oleh kaum Mu’tazilah -para pengagum akal-. Mereka berdalil dengan firman Allah mengenai sihirnya Nabi Musa -‘alaihis salam-,
قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى
“Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan.” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. ” (QS. Thaha: 66).
Namun yang benar sebagaimana keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, sihir itu ada, ada hakekatnya.
Sihir pertama, sihir yang bisa membuat orang lain jatuh sakit, bahkan bisa mematikan yang lain.
Sihir kedua, sihir yang hanya menipu pandangan -seperti dunia sulap yang kita sering perhatikan di layar kaca-. Sihir seperti ini menipu pandangan, seakan-akan si pesulap masuk api padahal tidak, seakan-akan ia menikam dirinya sendiri padahal hanyalah mengelabui.
Jika dipahami demikian, maka kita dapat mengompromikan berbagai macam dalil tentang sihir. Namun perlu dipahami bahwa sihir atau sulap tidaklah bisa merubah bentuk suatu benda, misal batu atau besi diubah menjadi emas. Jika memang bisa demikian tentu saja tukang sihir seperti ini akan menjadi orang terkaya di jagad raya.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Mukhtashor fil ‘Aqidah, Prof. Dr. Kholid bin ‘Ali Al Musyaiqih, terbitan Maktabah Ar Rusyd, cetakan kedua, tahun 1433 H.
—
0 comments:
Post a Comment